PAHLAWAN TORAJA PONG TIKU



Pong Tiku Dilahirkan Sebagai Seorang Pemimpin

      Pong Tiku lahir pada tahunn 1846 di kampong Tondon, negeri Pangala’, sekarang Kecamatan Rinding Allo, Kabupaten Tana Toraja, yang letaknya kurnag lebih 30 km dari Rantepao bagian barat laut. Ketika masih kecil ia bernama Matasak  dan setelah dewasa orang Bugis ia di beri nama Ne’ Baso’. Ayahnya, KaraEng, adalah seorang penguasa adat Pangala’ dan ibunya bernama Le’ bok. Pong Tiku adalah anak bungsu  dari enam bersaudara. Saudaranya yang laki-laki ialah Palulun, Ampang Allo, Toding dan Tendeng. Adapun saudaranya seorang perempuan bernama Banaa.
                Pong Tiku adalah nama yang diberikan oleh ayahnya setelah ia dewasa, yang mengandung arti, Pong menunjukkan kastanya sebagai anak kepala suku/adat dan Tiku memberikan tekanan pada sikap serta wataknya sebagai seorang pemberani dan berjiwa besar. Di tanah kelahirannya, Pong Tiku terkenal dengan Untaloi Tiku Tondok yakni keberanian serta ketangguhannya dalam mengalahkan semua penantang tumbuh dewasa, Tana Toraja terbagi dalam berbagai anak suku yang satu sama lain saling bermusuhan.
                Dari ke-enam saudaranya hanya Pong Tikulah yang mewarisi sifat kepemimpinan ayahnya KaraEng. Setelah dewasa ia selalu di beri kepercayaan dan tanggung jawab tugas dan peran ayahnya selaku penguasa adat, dan ia adalah pewaris tunggal untuk menggantikan kedudukan ayahnya bila meninggal sebagai kepala suku dan penguasa adat untuk memimpin negeri Pangala’. Dan seluruh rakyat Pangala’ bersepakat mendukung serta memilihnya sebagai Parengnge’ (penanggung jawab).
                Ketika masih muda Pong Tiku sangat gemar bermain Sisemba’, yaitu jenis permainan olahraga kaki, dan permainan Sisambak sejenis olahraga anggar dengan menggunakan sapu lidi. Olahraga itu diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu yaitu, pada upacara panen atau sesudah panen usai dan pada upacara adat lainnya. Bagi masyarakat Tana Toraja, khususnya masyarakat Pangala’ kedua jenis pemainan rakyat ini merupakan arena latihan jasmani dan semangat dalam upaya membina kecerdikan serta ketangkasan dalam menghadapi setiap tantangan dan perkelahian.
                Sebagai seorang putra penguasa adat yang dihormati, Pong Tiku pun sangat gemar bersolek. Sikapnya yang rendah hati ditunjukkan dengan sikapnya yang ramah dan senang bergaul dengan siapapun .Ia rajin belajar berbagai pengetahuan serta ilmu dari mereka yang menurut pandangannya lebih tinggi pengetahuan serta ilmunya. Terutama dari orang cerdik pandai, para pedagang dari suku-suku lain. Oleh karena itu yang selalu teruji dalam pertandingan keterampilan kaki. Ia dikagumi sekaligus disegani oleh para pemuda sebayanya, dan menjadi panutan bagi impian para gadis. Di antaranya seorang gadi bernama Lai’ Tasik yang kemudian dipersunting oleh Pong Tiku  sebagai isterinya.
                Beberapa bulan setelah menikah, Pong Tiku membawa serta isterinya, Lai’ Tasik, kedalam benteng Ka’do. Tidak berapa lama kemudian lahirlah anak Pong Tiku yang diberi nama Soma’ di dalam benteng itu, yang disambut dengan gembira oleh penghuni benteng dengan menyelenggarakan upacara syukuran secara adat. Dalam upacara itu hadir pla para penghuni benteng Tondok, Buntu Asu dan rakyat sekitarnya sebagai  tanda ikut bergembira dan berterimakasih kepada Puang Matua, Sang Pencipta.
                Setiap pendatang, terutama para pedagang kopi dan pedagang emas, disambutnya dengan tangan terbuka dan kepada mereka itulah Pong Tiku banyak bergaul dan banyak belajar. Para pedagang itu datang dari selatan, dan banyak di antarnya dari Bugis Sindereng dan Sawitto. Dari utara banyak pula berdatangan pedagang dari Bugis Luwu dan Bone. Selain membawa dagangannya, mereka juga membawa serta senjata-senjata api untuk ditukar dengan hasil bumi di Tana Toraja.Memang, daerah Pangala’ sampai Bittuang telah dikenal sebagai pusat perdagangan kopi dan biji-biji emas, hingga hubungan Pong Tiku dengan para pedagang yang datang itu terjalin dengan sangat erat dan baik.


ALAT PERANG YANG DI GUNAKAN PONG TIKU SAAT BERPERANG

Ini adalah salah satu senjata Pong Tiku, yang biasa dinamakan keris, senjata ini digunakan  saat berperang melawan kolonialisme Belanda.Dan selain dari senjata di atas ada juga senjata atau alat yang digunakan Pong Tiku saat berperang melawan penjajah yaitu ;
§      Doke
§      La’bo’ panai
§      La’bo’ dua lalan
§      Bayu karran
§      Balulang
§      Tirrik lada
§      Batu di lolin

Komentar