LONDE PANTUN VERSI TORAJA


Londe adalah pantun tradisonal khas orang Toraja yang dilakukan secara berbalas-balasan. Tujuan Londe adalah untuk mengungkapkan pikiran (pandangan tentang sesuatu hal), mengungkapkan perasaan, memberikan ajaran, memberi nasehat, memberikan semangat, dll.

Londe (pantun) dikomunikasikan atau disampaikan dengan intonasi tertentu dengan menggunakan bahasa sastra khas toraja. Susunan kata-kata Londe diwariskan secara turun-temurun sehingga dengan mudah dihafal dan diungkapkan secara spontan oleh yang sering melakukan londe. Bahasa sastra yang digunakan adalah bahasa yang mudah dimengerti dan berkesan santai namun bersifat metaforik.

Pada umumnya sebuah Londe terdiri dari 4 (empat) baris:
Baris I (pertama)terdiri dari: 8 (delapan) suku kata,
Baris II (kedua) terdiri dari: 7 (tujuh) suku kata,
Baris III (ketiga) terdiri dari: 5 (lima) suku kata,
Baris IV (keempat) terdiri dari: 7 (tujuh) suku kata.

Ketentuan tersebut memungkinkan Londe dapat dilantunkan dengan diintonasikan tertentu dengan gaya bahasa khas Londe (Pantun Toraja). Selain diungkapkan dalam bentuk pantun, susunan kata-kata dalam Londe sering juga digunakan dalam syair lagu dalam melagukan berbagai jenis musik nyanyian khas tradisional Toraja, seperti: Pa’Marakka, Pa’Sailo’, Pa’ Anduru’ Dalle, dll.

Seperti pada umumnya yang menimpa karya sastra tradisional di Indonesia akibat pengaruh kuat modernisasi, karya satra Toraja-pun seperti Londe sudah jarang dilakukan karena dianggap ketinggalan zaman.

Contoh: Londe (Pantun Toraja)

Tempon nene’ todolota
Nasilonde-londemo
Make’ totemo
Dikka’mo kamalingan.

Bunga-bunga lamban lian
Panden nabala salu
Kumpangko mai
Angku rande pala’ko

Alla’ko kagereng-gereng
Lako manuk lundara
Manda’ rompona
Bintin balabatunna

Mukkunko mambaya bubun
Usseroi turunan
Anna lenduk tau
Umpembore-borei

Garangki lembang sura’
Lopi dimaya-maya
Latanai sola dua
Umpamisa’ penaa

Bu’tu allo sae uran
Untuang kinallomu
Tumbari iko
Muma’koko kalepak

Misa’ kada dipotuo
Dipatorro marampa’
Pantan kadaki’
Diposisala-sala

Tondok ballo tu tondokta
Senga’ tampa rupanna
Nasimbo-simbo
Darinding kaanglean

Pustaka:
A.T. Marampa’,  Sastra Budaya Toraja
J.B. Lebang, Londe-londena Toraya
J. Tammu dan H. Van der Venn, Kamus Toradja-Indonesia 1972

Komentar