LUMBUNG TONGKONAN TORAJA

Bangunan Alang di Tongkonan Lion 

Sebagai pelengkap sebuah rumah tongkonan adalah lumbung atau yang dalam bahasa Toraja disebut dengan Alang. Alang ini berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan padi dan bibit padi. Letaknyanya delapan depa atau sekitar 15 m dari hadapan rumah Tongkonan. Pelataran yang memisahkan antara rumah Tongkonan yang menghadap ke utara dengan alang yang menghadap keselatan dinamakan Ulu Baba. 

Hampir semua rumah Tongkonan di Toraja dilengkapi dengan sejumlah Alang karena tidak hanya berfungsi sebagai tempat menyimpan padi tetapi juga berperan di dalam adat dan kebudayaan Toraja. Dalam upacara yang dilangsungkan alang  merupakan tempat utama bagi tamu-tamu terhormat. Keberadaan Alang sebagi pelengkap rumah Tongkonan Toraja juga memberi kesan akan tingkat kemampuan dan status sosial pemiliknya. Sebab di Tana Toraja ada dua alang yang penting yaitu lumbung yang berukir dinamakan Alang Sura dan yang tidak berukir Alang Tang Messura. ALang Sura dulunya hanya dimiliki atau diperuntukkan bagi kaum bangsawan, sedangkan Alang Tang Messura dimiliki masyarakat kebanyakan. 

Mengenai bentuk sebenarnya Alang tidak lain adalah rumah tongkonan yang dikecilkan. Bangunan Alang ini mempunyai satu ruang yang dibatasi oleh dinding, lantai dan atapnya terbuat dari bambu. Pada dinding bagian depan diberi pintu yang berfungsi untuk memasukkan dan mengeluarkan padi. Alang ini tidak memiliki tangga yang tetap. 

Menurut kepercayaan aluk todolo bahwa seorang laki-laki tidak boleh mengeluarkan padi dari lumbung kecuali dalam keadaan terpaksa.

Bangunan alang berdiri di atas tiang-tiang bundar yang berasal dari batak pohon palmae yang terletk diatas batu umpak. Jumlah tiang ini mempunyai hubungan tingkat sosial dengan si empunya Alang. Golongan yang biasa saja hanya boleh mempunyai 4 tiang, sedangkan golongan atas boleh memiliki 6 tiang.  

Komentar