TONGKONAN RUMAH ADAT TORAJA

Tongkonan Layuk Lion

Rumah tradisional Toraja disebut Tongkonan. Istilah secara haradiah dalam bahasa Toraja yang berarti duduk. Rumah Tongkonan digunakan untuk mendengarkan serta tempat duduk untuk membicarakan dan menyelesaikan segala masalah. Dapat diartikan bahwa rumah ini dijadikan sebagai tempat petemuan (ma'tongkonan).

Orang Toraja dalam kehidupan sangat terikat oleh sistem adat yang berlaku, sehingga hal itupun mengimbas kepada keberadaan Tongkonan. Oleh karena itu di Toraja dikenal beberapa Tongkonan sesuai dengan peranannya di dalam adat masyarakat Toraja :


  1. Tongkonan Layuk adalah tongkonan yang berperan dalam sumber kajian membuat peraturan ada
  2. Tongkonan Pekamberan/Pekaindoran adalah tongkonan ang berperan dalam pelaksana aturan yang menjalankan aturan, perintah dan kekuasaan adar di dalam masing-masing daerah adat yang dikuasainya
  3. Tongkonan Batu Ariri adalah tingkat tongkonan yang ketiga karena tidak mempunyai kekuasaan dalam adaat tetapi berperan sebagai tempat persatuan dan pembinaan keluarga dari turunan Tongkonan yang membangun pertama kali
Ketiga tongkonan tersebut memiliki bentuk yang sama tetapi dalam hiasan terdapat perbedaan khusus yang melatarbelakangi fungsi dan perannanya. Perbedaan tersebut terletak pada pemakaian Tiang Tengah  yang disebut Tulak Somba, pemakaian hiasan kepala kerbau yang disebu Kabongo dan pemakaian hiasan kepala ayam yang disebut Katik. Ketiga Unsur yang telah disebutkan diatas khusus diperuntukan bagi Tongkonan Layuk, sedangkan untuk Tongkonan Pekamberan/Pekaindoran hanya diperbolehkan menggunakan hiasan Kabongo dan Katik. Sedangkan Tongkonan Ariri tidak diperbolehkan menggunakan ketiganya. 

Bentuk rumah adat Toraja berbentuk perahu layar. Posisi / peletakan tongkonan yang selalu di daeah perbukitan didasarkan pada fungsi awalnya sebagai sumber kekuasan dan perintah. 

Tongkonan letaknya harus selalu menghadap ke Utara merupakan syarat mutlak yang dianut dalam pembangunan sebuah Tongkonan. Bahan dasar pembuatan rumah adat Toraja adalah kayu dan Bambu tetapi sekarang ini sudah banyak rumah adat Toraja yang semakin modern. Atapnya sudah tidak menggunakan bambu melainkan atap dari seng. 

Konstruksi rumah adat Toraja adalah kaki kolong , badan rumah, dan atap. Bangunan rumah adat Toraja yang disebut Tongkonan terdiri dari bagian-bagian yang dinamakan 
  • Sulluk
  • Inan 
Inan terbagi lagi menjadi :
  1. Tangdo adalah bagian bilik depan yang berfungsi sebagai tempay istrhat dan menyajikan kurban persembahan untuk leluhur
  2. Sali adalah bagian tengah yang lebih rendah dari Tangdo yang berfungsi bagian timurnya sebagai dapur yang melambangkan adanya aktifitas hidup dan bagian barat untuk tempat orang yang sudah meninggal 
  3. Sumbung adalah bilik bagian belakang yang lantainya lebih tinggi dari Sali yang berfungsi sebagai tempat tidur tamu
  • Rattia
  • Papa


Komentar