- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
PA'DAUN PARIA
Artinya sepahit daun peria. Kuncup bunga dan daun
peria berwarna putih memberi kesan kesucian seorang gadis remaja dan kebanggaan
keluarga, namun kesucian ini akan berubah menjadi kedukaan bila tenggelam ke
dalam lingkaran dunia hitam dan gelap. Tidak hanya kepada gadis remaja, wanita
pada umumnya yg divisulalisasikan dgn bentuk vagina akan mengalami hal yg sama
bila tenggelam dalam dunia kegelapan. Hal demikian perlu ditekankan oleh karena
gambar vagina wanita pada dasarnya adalah keinginan (santapan) laki-laki yg
setiap saat dapat mengancam.
Bentuk larangan yang terdapat pada gambar pa’ daun
peria yang artinya sepahit daun peria. Larangan itu sebagaimana terlihat pada
bayangan garis diagonal (hitam) yang tersilang tepat di tengah bidang panel.
Kuncup bunga dari daun peria berwarna putih memberi kesan kesucian seorang
gadis remaja dan kebanggaan keluarga, namun kesucian itu akan berubah menjadi
kedukaan bila tenggelam ke dalam lingkaran dunia hitam yang gelap. Tidak hanya
terhadap gadis remaja, wanita pada umumnya yang divisualisasikan dengan bentuk
vagina akan mengalami hal yang sama bila tenggelam dalam dunia kegelapan. Hal
yang demikian perlu ditekankan oleh karena simbol vagina pada dasarnya adalah
keinginan laki-laki yang setiap saat ingin menikmatinya.
Meskipun membaca teks gambar cukup penting tetapi
hal yang lebih utama adalah menulis dan disinilah keahlian sejarawan
berimajinasi dan merekonstruksi. Dalam berimajinasi, H. White telah membuka
jalan untuk menafsirkan teks masa silam dengan metode “pengalihan sejajar” 21.
Sesuatu yang ideografi dialihkan menjadi historiografi, dari teks gambar
menjadi teks tertulis. Sikap berpikir ilmiah seperti ini menghadirkan masa lalu
bagaikan tanaman merambat (rhizome) yang bergerak membiak ke samping secara
horizontal, berdampingan dengan pertumbuhan pohon keluarga yang vertikal
mencari kebenaran akhir.
Sumber :
http://eddypapayungan.blogspot.co.id/2014/04/passura-sebagai-sumber-sejarah-dan_3116.html
http://renaldypatampan.blogspot.co.id/2014/11/ukiran-toraja-dan-arti.html
Komentar
Posting Komentar